Aroma Pembaca Alquran
DI MANAPUN manusia berada, terutama seorang wanita,
menginginkan agar aromanya harum di mata sesamanya. Secantik apapun seorang
wanita, jika aromanya busuk atau bercitra buruk, maka akan dijauhi. Oleh karena
itu, terkadang seseorang begitu antusias mengharumkan atau membersihkan
namanya. Tak sedikit yang menghalalkan segala cara untuk membuat dirinya harum.
Sudah 14 abad lamanya Alquran dibaca oleh kaum muslimin di berbagai penjuru
dunia. Sebagian dari mereka menghafalnya walaupun lebih dari 6.000 jumlah
ayatnya.Yang memotivasi muslimin senang membaca Alquran adalah, karena kitab
yang penuh hidayah tersebut disamping mampu mengharumkan nama seseorang
juga memiliki beberapa keutamaan, di antaranya sbb:
Pertama:
Telah disabdakan Rasulullah saw ”Asyraaf ummati hamalatul Quran” artinya
ummatku yang termulia adalah yang selalu membawa Alquran. Membawa disini tidak
hanya ditafsirkan secara fisik. Membawa Alquran di dalam tas atau di atas
kepala penuh ihtiram, namun maksudnya Alquran selalu dibawa seorang muslim
kapan pun, dimana pun, baik dalam hati, dalam pikiran maupun perbuatan.
Menurut
hadis tadi, mereka yang melakukannya akan mendapat predikat mulia, kemuliaan
tersebut tidak hanya di akhirat namun juga di dunia. Dalam kehidupan
sehari-hari, baik di pedesaan maupun di perkotaan orang-orang yang mampu
membaca Alquran dengan tartiil, suaranya merdu, bahkan hafal Alquran, mendapat
penghormatan istimewa. Penghormatan tersebut beragam dalam berbagai aspek
kehidupan.
Misalnya,
di bulan suci ini mereka mendapat jadwal menjadi Imam dan kultum dalam shalat
tarawih di masjid-masjid maupun majelis taklim. Secara finansial pun dalam
suatu acara PHBI, Idul fitri atau semakan mereka mendapat dana karena
membaca Alquran, pada event lain seperti musabaqah tilawatil quran (MTQ) mereka
juga mendapatkan penghargaan.
Selain
itu, mereka yang masih single digandrungi para orang tua, termasuk para kiai,
untuk dijadikan menantu agar ada generasi penerus untuk melanjutkan estafet
dakwah di pesantrennya.
Dari
aspek sosial, di lingkungan perumahan juga tak kalah penghormatan masyarakat
terhadapnya dan secara religius mereka menjadi ustad dan rujukan orang banyak
tentang agama. Apalagi jika mereka memiliki pondok pesantren dan santrinya
banyak, bukan hanya dimuliakan masyarakat sekitar namun juga diagungkan para
selebriti, para pejabat bahkan para eksekutif dan legislatif.
Berbintang
Sedangkan
statusnya di ahirat, mereka akan mendapat tempat berbintang lebih dari lima di
surga bersama para syuhada dan para anbiya, tentu kedudukan tersebut hal
yang sangat membanggakan. Dalam kehidupan sehari-hari gengsi kita akan
bertambah ketika bisa duduk bersama sejenak dengan gubernur atau presiden,
apalagi jika hidup bersama dalam jangka lama di alam baqa, itu sesuatu yang
luar biasa.
Keutamaan kedua: sabda Rasul juga ”matsalul mu’min alladzi yaqraul
qur’an kamatsalil atrujah riihuha thayyib wa tha’muha thayyib”. Artinya,
perumpamaan bagi seorang mukmin yang selalu membaca Alquran adalah seperti buah
atrujah aromanya sedaap dan rasanya lezat. Buah atrujah tadi sejenis jeruk
nipis, tidak ada di Indonesia. Ketika mencium aroma duren matang, air liur kita
meleleh ingin memakannya. Begitu pula ketika mencium aroma opor ayam, langsung
lapar. Orang yang selalu membaca Alquran selalu dirindukan dan menarik
perhatian. Sebaliknya, seorang mukmin yang tidak senang membaca Alquran rasanya
lezat tapi tanpa aroma atau aromanya tidak sedap. Ketika melihat seorang
selebriti yang aduhai postur tubuhnya, putih, seksi, leher jenjang, betis
panjang, namun setelah didekati aroma tubuhnya bau bangkai, maka yang
melihatpun akan mundur teratur.
Membaca
Alquran disini bukan hanya secara lisan, namun merenungkan dengan pikiran dan
mengamalkan dalam kehidupan. Seorang muslim yang mengaplikasikannya akan
disenangi banyak orang dan nama baiknya/citranya akan harum sepanjang
hayat bahkan setelah wafat.
Oleh
karena itu, wahai para wanita calon penghuni surga, di sela-sela mempersiapkan
buka puasa, pada waktu terlelapnya anak-anak kita, di bulan turunnya Alquran,
marilah intensif tadarus Alquran dengan harapan mendapat aroma/citra yang baik
di dunia dan di ahirat, di hadapan manusia maupun sang pencipta.
Tulisan saya copy paste dari tulisan Dr.Hj. Yuyun Affandi Alumni Universitas
Umm Al-Qura Makkah, Ketua Majlis Taklim Perempuan IPHI Jateng.